Belajar Tashsin Surah Al 'Asr
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulilah, segala puji serta syukur bagi Allah SWT, hari ini masih bisa hidup dan diberikan kenikmatan mendengar, melihat dan merasakan. Sungguh suatu karunia yang sangat besar dari tuhan yang diberikan kepada kita. Untuk itu mari kita sama-sama untuk selalu senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang mulia ini. Salah satu bukti rasa syukur kita kepada Allah Yakni mempelajari Al-Qur'an. Rasulullah SAW, bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Masih dalam hadits riwayat Al-Bukhari dari Utsman bin Affan, tetapi dalam redaksi yang agak berbeda, disebutkan bahwa Nabi SAW, bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Dalam dua hadits di atas, terdapat dua amalan yang dapat membuat seorang muslim menjadi yang terbaik di antara saudara-saudaranya sesama muslim lainnya, yaitu belajar Al-Qur`an dan mengajarkan Al-Qur`an. Selamat pagi ananda sholeh sholehah, pada kesempatan ini, kita akan membahas materi tajwid yang ada dalam QS. Al 'Asr 1-3.
Kompetensi dasar : 4.1 Mengetahui hukum tajwid dalam QS. Al 'Asr 1-3
Indikator Pembelajaran :
3.1 Mengetahui hukum tajwid QS. Al 'Asr 1-3 sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang baik dan benar
3.2 Menyebutkan hukum tajwid QS. Al 'Asr 1-3 dengan benar
3.3 Membaca hukum tajwid QS. Al 'Asr 1-3 sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang baik dan benar
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa mengetahui hukum tajwid QS. Al 'Asr 1-3 sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang baik benar.
2. Siswa dapat menyebutkan hukum tajwid QS. Al 'Asr 1-3 dengan benar sesuai kaidah ilmu tajwid yang baik dan benar.
3. Siswa mampu membaca QS. Al 'Asr 1-3 sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang baik dan benar.
Silahkan Ananda Perhatikan dan pahami materi tajwid dibawah ini:
a. Ayat, Latin dan Terjemah
wal-'aṣr, innal-insāna lafī khusr, illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti
wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.
Artinya: "Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar
dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran" (QS. Al-‘Asr: 1-3). Surat Al Ashr (العصر) adalah surat
ke-103 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat
Al Ashr. Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Ia
merupakan surat ke-13 yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Yakni setelah surat Al Insyirah, sebelum surat Al Adiyat.
b. Tafsir Surat Al ‘Asr
Tafsir surat Al Asr ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah. Secara umum, surat ini menunjukkan urgensi waktu. Surat ini berisi penegasan bahwa semua orang akan merugi kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasehati agar menetapi kebenaran dan kesabaran.
Surat Al 'Asr ayat 1
وَالْعَصْرِ
Artinya: "Demi masa".
Para ulama sepakat ‘asr (عصر) artinya adalah masa atau waktu. Namun penafsiran
waktu yang dimaksud dalam ayat ini ada beberapa pendapat. Pertama, masa atau
waktu secara umum. Kedua, waktu ashar. Ketiga, masa hidupnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pendapat yang paling kuat adalah waktu secara umum. Allah bersumpah dengan
waktu, menunjukkan betapa pentingnya waktu bagi manusia. Ali bin Abi Thalib
mengatakan, “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih
dari itu esok hari. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin diharapkan
kembali esok.” Allah bersumpah dengan waktu juga menunjukkan kemuliaan waktu. Jika orang-orang
Arab jahiliyah meyakini ada waktu sial dan sebagainya, Rasulullah mengingatkan
untuk tidak mencela waktu.
Artinya: “Jangan mencela waktu, karena sesungguhnya Allah adalah pemilik waktu”. (HR. Muslim).
Sedangkan al 'asr yang ditafsirkan waktu
ashar, ia juga memiliki korelasi kuat dengan isi surat ini. Di antara kebiasaan
orang-orang musyrikin Makkah, mereka menggunakan waktu ashar untuk bersantai
sambil menghitung untung rugi perdagangannya. Dalam surat ini, Allah bersumpah
dengan al ashr bukan untuk menghitung untung rugi dunia yang sementara tetapi
untung rugi di akhirat yang abadi.
Surat Al Ashr ayat 2
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Kata al insan (الإنسان) berbentuk makrifat menunjuk pada keseluruhan manusia. Baik mukmin maupun kafir. Meskipun demikian, ia hanya mencakup mukallaf (mendapat beban perintah agama). Sedangkan yang tidak mukallaf, misalnya anak kecil yang belum baligh, tidak masuk dalam ayat ini.
Kata
lafii (لفي) merupakan gabungan dari huruf lam (ل) yang menyiratkan makna sumpah
dan huruf fii (في) yang mengandung makna tempat atau wadah. Dengan demikian,
semua manusia berada dalam wadah khusr.
Kata
khusr (خسر) memiliki banyak arti. Di antaranya adalah rugi, sesat dan celaka
yang semuanya mengarah pada hal negatif yang tidak disukai manusia. Khusr pada
ayat ini menggunakan bentuk nakirah sehingga maknanya adalah kerugian yang
besar dan beraneka ragam. Karenanya ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Wahbah
Az Zuhaili menuliskan, “Sesungguhnya seluruh manusia itu pastilah berada dalam
kerugian, kekurangan dan kehancuran, kecuali orang-orang yang mengumpulkan
antara iman kepada Allah dan beramal shalih.”
Surat Al 'Asr ayat 3
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Artinya:“Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Ayat
ini menggunakan bentuk jamak, mengisyaratkan pentingnya beramal jamai dan
berjamaah. Untuk bisa selamat dari kerugian, manusia harus berjamaah. Beramal
jamai bersama orang-orang mukmin dan berdakwah bersama.
Kata
tawashau (تواصوا) berasal dari kata washa (وصى) yang artinya menyuruh berbuat
baik. Kata al haq (الحق) artinya adalah sesuatu yang mantap dan tidak berubah.
Yakni ajaran agama atau kebenaran. Sedangkan sabar (صبر) artinya adalah menahan
nafsu demi mencapai sesuatu yang baik atau lebih baik. Ar Razi mengatakan,
“Ayat ini menunjukkan bahwa kebenaran itu berat. Kebenaran akan senantiasa
diuji. Oleh karena itu, penyebutan kebenaran disertai dengan penyebutan saling
menasehati.”
Asbabun
Nuzul dan Keutamaan
Syaikh Muhammad Abduh menjelaskan, orang Arab jahiliyah biasa bersantai di waktu Ashar. Mereka bercengkerama dan bercanda, hingga saling menyinggung dan akhirnya terjadi perselisihan dan permusuhan. Mereka pun mengutuk waktu ashar. Maka Allah menurunkan surat ini untuk memberikan peringatan, bukan waktu ashar yang salah tetapi merekalah yang salah. Manusia akan berada dalam kerugian selama tidak memenuhi empat kriteria dalam surat ini. Surat Al Ashr memiliki beberapa keutamaan. Di antaranya adalah, ia biasa dibaca oleh sahabat di akhir majelis. Ia juga merangkum kunci keselamatan sehingga bisa mewakili isi Al Quran.
Hukum Tajwidnya
1.
Penjelasan secara terperinci dari hukum
tajwidnya adalah:
2.
Alif lam qamariyah alasannya huruf alif
lam bertemu huruf ‘ain. Cara membacanya secara jelas.
3.
Ghunnah sebab nun bertanda tasydid dan
cara membacanya dengan dengung serta ditahan 2 harakat dengungnya.
4.
Al-Qamariah alasannya huruf alif lam
bertemu huruf alif.
5.
Ikhfa Haqiqi karena huruf nun mati
bertemu huruf sin. Cara membacanya samar-samar dengan dengung dan ditahan pula
selama 2 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, pastikan sikap lidah
dan bibir dipersiapkan menempati huruf sin dan lidah tidak menempel
kelahit-langit.
6.
Mad asli atau mad thabi’i sebab huruf
sin berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun,
waqaf, dan tasydid. Cara membacanya dipanjangkan sampai 2 harakat.
7.
Mad asli atau mad thabi’i karena huruf
fa berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah,
sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya dipanjangkan selama 2 harakat.
8.
Mad asli atau mad thabi’i karena huruf
lam berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun,
waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
9.
Mad asli atau mad thabi’i karena huruf
alif berharakat fathah berdiri. Cara membacanya panjang 2 harakat.
10. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf waw berharakat sukun bertemu wa’
dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
11. Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah shad
12. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha berharakat fathah berdiri
bertemu ta’ dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Cara membacanya panjang 2 harakat.
13. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha berharakat fathah bertemu alif
dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
14. Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf wawu
mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
15. Alif lam qamariyah alasannya huruf alif lam bertemu huruf ‘ain. Cara
membacanya secara jelas.
16. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf waw berharakat sukun bertemu wa’
dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya
panjang 2 harakat.
17. Mad layin, karena ada tanda baca fatkkhah bertemu dengan huruf wawu
mati. Cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
18. Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah shad.
Dibaca idgham (masuk ke huruf shad ).
19. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah ba’ berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
Alhamdulillah Materi hari ini telah selesai, kepada ananda shaleh dan sholehah
untuk selalu menjaga kesehatan dengan cara rajin mencuci tangan ,memakai masker
jika keluar rumah, kurangi bepergian keluar rumah, dan selalu menjaga jarak
apabila di luar rumah. Marilah kita tutup pembelajaran hari ini dengan Lafadz
hamdallah.
by. Ihwanuddin, M. Pd
sangat bermanfaat ilmunya abi
BalasHapusAlhamdullah.
BalasHapusmantul bii. lanjutkan
BalasHapusAlhamdulillah bermanfaat 👍
BalasHapusMasyaAllah... Semakin baik...
BalasHapusMaa Syaa Allaah Tabaarokallaah
BalasHapusAlhamdulillah semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan jariyah Tadz.
BalasHapusAlhamdullah.
BalasHapusPosting Komentar